KOPI DAN AIR
MANUSIA adalah mahluk sosial! yah! tidak ada yang menyangkali itu, sebab manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Fakta.
Kebutuhan asasi manusia sejatinya adalah kemampuan bertahan hidup, namun binatang pun demikian, bedanya manusia dipersanjatai oleh Sang Pencipta berupa akal agar bisa bertahan hidup dengan dengan cara yang mewah.
Kenapa mewah? Sebab tingkat kemampuan menusia menggunakan akalnya mampu menjukkan kualitas hidup dan kemampuan bertahan hidupnya.
Mungkin hanya pemikiran saya 'yang masih dangkal' mencocoklogikan perkara ini dengan kopi (layaknya manusia) dan air (layaknya akal).
Seperti apa kopi menunjukkan kualitasnya tanpa diseduh dengan air? Lebih nikmat mana kopi yang diseduh dengan air dingin dibandingkan dengan air panas?
Ah sudahlah... Toh ini hanya hasil cocoklogi dari 'pemikiran saya yang dangkal' ini.
Nyatanya kopi juga berbeda-beda, jenisnya hanya beberapa tapi memiliki banyak identitas (ras). Kopi juga memiliki sifat premordial. Sebut saja jenis kopi Arabika di Nusantara ini, ada Toraja, Aceh, Papua, Bali, dan lain-lain yang diidentifikasi berdasarkan lokasi perkebunannya. Padahal sejenis, begitu juga dengan Robusta.
Tapi, kopi-kopi ini meski memiliki karakter masing-masing, perlu kita ketahui bahwa ketika mereka disatukan oleh tangan ahli melalui proses blending, akan menghasilkan daya nikmat yang luar biasa.
Bersatu kita kuat, bersatu kita nikmat. Manusia dan akal, kopi dan air, manusia mahluk sosial, kopi mampu menghidupkan jiwa sosial manusia. (br)
Komentar
Posting Komentar